TUGAS
KELOMPOK MATA KULIAH
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN
KELAS
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Hj. Nia Hoerniasih, S. Pd., M. Pd.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Hj. Nia Hoerniasih, S. Pd., M. Pd.
Disusun oleh kelompok 4 :
1.
Annisa
Handayani (16106310400)
2.
Izma
Falhatunnisa (16106310400)
3.
Siti
Syifa Nuragung Prayiti (1610631040038)
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AJARAN 2017-2018
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AJARAN 2017-2018
KATA PENGANTAR
Rasa syukur
kami curahkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.
Makalah ini
dibuat dengan tujuan sebagai bahan pengajaran dan dapat menjadi sumber bacaan
serta menjadi sumber pengetahuan untuk memperdalam, memahami, dan mengerti arti
pengelolaan pendidikan. Terlepas dari tujuan tersebut, makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan
Meskipun
begitu, dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
membutuhkan arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih kami
sampaikan, terutama pada dosen mata kuliah, Ibu Hj. Nia Hoerniasih, S. Pd., M.
Pd.
Karawang, 12 Oktober 2017
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................
1
1.1
Latar
Belakang ....................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah .................................................................................. 1
1.3
Tujuan
.................................................................................................... 2
1.4
Manfaat
.................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
PENGELOLAAN KELAS .............................. 4
2.1.
Konsep
Pengelolaan Kelas ..................................................................... 4
2.2.
Kegiatan
Pengelolaan Kelas ................................................................... 5
2.3.
Masalah–masalah
dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Kelas ............. 7
2.4.
Usaha
Pencegahan Masalah Pengelolaan Kelas ..................................... 10
2.5.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas .......................... 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 19
3.1.
Kesimpulan
............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penyelenggara atau penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau usaha yang
diarahkan untuk membantu mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan. Tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar,
baik yang sifatnya instruksional maupun yang bertujuan menggiring dapat dicapai
secara optimal apabila suasana yang baik dapat diciptakan dan dipertahankan,
akan sangat menguntungkan bagi peserta didik menjadi sebuah bentuk kegiatan.
Pada hakekatnya, tujuan pengelolaan kelas sudah tercantum dalam
tujuan pendidikan, secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan
fasilitas dari bermacam-macam kegiatan belajar mengajar siswa dalam lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual yang terdapat dalam kelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa belajar dengan baik, terciptanya suasana
sosial yang memberikan dorongan untuk bekerjasama, kepuasan dalam belajar,
menumbuhkan sikap disiplin, meningkatkan intelektual, emosional, dan sikap
serta apresiasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. (Drs. H. Johar
Permana, MA dan Drs. Sururi, M. Pd. 2005).
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.2.1
Bagaimana
cara mengelola kelas sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan
kurikuler dapat tercapai ?
1.2.2
Apa
saja aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam mengelola kelas
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ?
1.2.3
Apa
saja masalah dan bagaimana pemecahan yang terjadi dalam pengelolaan kelas ?
1.2.4
Bagaimana
mencegah agar masalah tidak terjadi selama pengelolaan kelas ?
1.2.5
Apa
sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi prngelolaan kelas ?
1.3
TUJUAN
1.3.1
Bisa
mengetahui cara mengelola kelas dengan baik dan benar sehingga dapat mencapai
tujuan yang sudah di.
1.3.2
Mengetahui
aspek yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam mengelola kelas saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
1.3.3
Mengetahui
masalah dan pemecahan masalah yang terjadi dalam pengelolaan kelas.
1.3.4
Dapat
mencegah agar masalah tidak terjadi selama pengelolaan kelas sedang
berlangsung.
1.3.5
Dapat
mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengelolaan kelas.
1.4
MANFAAT
1.4.1
Memupuk
anak didik untuk berani mengeluarkan pendapat tentang suatu masalah secara
bebas.
1.4.2
Memupuk
rasa kepercayaan diri sendiri.
1.4.3
Memupuk
rasa toleransi sesama anak didik.
1.4.4
Memberi
kesempatan untuk mengembangkan kebebasan intelektual anak didik.
1.4.5
Memberi
kesempatan berpikir kepada anak didik untuk menguji dan mengubah serta
memperbaiki pandangan, nilai dan pertimbangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Pengelolaan Kelas
Manajemen atau pengelolaan diartikan proses
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan kelas
diartikan secara umum sebagai sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan demikian,
manjemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa
untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar
mengajar secara sistematis. Unsur sadar itu mengarah pada penyiapan bahan
belajar, penyiapan sarana dan alat peraga,pengaturan ruang belajar,mewujudkan
situasi atau kondisi proses belajar mengajar dan pengturan waktu sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapat. (Dirjen
PUOD dan Dirjen Dikdasmen 1996).
Menurut Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan manajemen
kelas adalah :
1.
Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.
Menyediakan dan
mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan lingkungan sosial, ekonomi, dan intelektual siswa dalam
kelas.
4.
Membina dan
membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta
sifat-sifat individunya.
Konsep dasar
yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu,
kelompok, sekolah dan factor lingkungan yang mempengaruhi.
Tugas guru
seperti mengontrol, mengatur atau
mendisiplinkan peserta didk adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk saat
ini. Sekarang aktivitas guru yang terpenting adalah memanaj,
mengorganisir
dan mengkordinasikan segala aktivitas peserta didik menuju tujuan
pembelajaran.Mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru
dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju
perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas.Adapun aspek-aspek
yang perlu diperhatikan dalam manjemen kelas adalah sifat kelas, pendorong
kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
2.2 Kegiatan
Pengelolaan Kelas
Kegiatan-kegiatan
yang perlu di laksanakan dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen
kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan kelas adalah :
1.
Mengecek
kehadiran siswa.
2.
Mengumpulkan
hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan terserbut.
3.
Pendistribusian bahan dan alat.
4.
Mengumpulakan
informasi dari siswa.
5.
Mencatat data.
6.
Pemeliharaan
arsip.
7.
Menyampaikan
materi pelajaran.
8.
Memberikan tugas
atau PR.
Sedangkan hal-hal yang perlu di
perhatikan para guru, khususnya guru baru dalam pertemuan pertama dengan siswa
di kelas. Menurut Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen (1996:13) adalah :
1.
Ketika bertemu
dengan siswa, guru harus :
·
Bersikap tenang
dan percaya diri.
·
Tidak menunjukan
rasa cemas, muka masam atau sikap tidak simpatik.
·
Memberikan salam
lalu memperkenalkan diri.
·
Memberikan
format isian tentang data pribadi siswa atau guru menyuruh siswa menulis
riwayat hidupnya secara singkat.
2.
Guru memberikan
tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar.
3.
Mengatur tempat
duduk siswa dengan tertib dan teratur.
4.
Menentukan tata
cara berbicara dan tanya jawab.
5.
Bertindak
disiplin baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri.
2.3 Masalah-masalah
dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah pengelolaan kelas menurut M. Entang dan T
Raka Joni (1983:12) di kelompokan menjadi dua kategori yaitu masalah individual
dan masalah kelompok (mesikipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja)
tindakan pengelolaan kelas yang di lakukan guru akan aktif apabila ia dapat
mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang di hadapi, sehingga
pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
Masalah individu muncul karena dalam individu ada
kebutuhan ingin diterima kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila
kebuhan-kebutuhan itu tidak dapat lagi dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah
yang dapat diterima masyarakat (kelas), maka individu yang bersangkutan akan
berusaha mecapainya dengan cara-cara lain. Dengan perkataan lain individu itu
akan berbuat tidak baik. Perbuatan-perbuatan untuk mecapai tujuan dengan cara
tidak baik itu oleh Rodolf Drikurs dan Pearl Cassel yang di kutip oleh M.
Entang dan T. Raka Joni digolongkan menjadi empat yaitu :
1.
Tingkah laku
yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting behaviors).
Misalnya membadut di kelas atau berbuat lamban sehingga perlu mendapat
pertolongan ekstra.
2.
Tingkah laku
yang ingin menunjukan kekuatan (power seeking behaviors), misalnya selalu
mendebat, kehilangan kendali emosional (marah-marah, menangis) atau selalu lupa
pada aturan-aturan penting di kelas
3.
Tingkah laku
yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors). Misalnya
menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai, memukul,menggigit dan sebagainya.
4.
Peragaan ketidak
kemampuan (passive behaviors), yaitu sama seklai menolah untuk memcoba
melakukan apapun karena menganggap bahwa
apapun yang dilakukannya akan mengalami kegagalan.
Sebagai
penduga Dreikurs dan Pearl Cassel menyarakan penyikapan sebagai berikut : (1)
apabila seorang guru merasa terganggu oleh perbuatan siswa, maka kemungkinan
siswa tersebut ada pada tahap attention
getting(minta perhatian). (2) apabila guru merasa dikalahkan atau terancam
oleh perbuatan siswa, kemungkinan siswa tersebut ada pada tahap power seeking(ingin mengejar kekuasaan).
(3) jika guru merasa tersinggung atau terluka hati oleh perbuatan siswa,
kemungkinan siswa tersebut berada pada tahap revenge seeking(ingin membalas dendam). (4) jika guru merasa
benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa lagi dalam menghadapi ulah siswa, maka
kemingkinan siswa ingin menunjukan ketidakmampuan.
Dari
empat cara atau tindakan yang dilakukan individu tersebut mengakibatkan
terbentukanya empat pola tingkah laku yang sering nampak pada anak usia sekolah
(Maman Rahman :1998) yaitu :
1.
Pola aktif
konstruktif yaitu pola tingkah laku yang ekstrim, ambius untuk menjadi super stardi kelasnya dan mempunyai daya
usaha untuk membantu guru dengan penuh vitalitas dan sepenuh hati.
2. Pola
aktif destruktif yaitu pola tingkah laku yang di wujudkan dalam bentuk membuat
banyolan, suka marah, kasar dan memberontak.
3.
Pola pasif
konstruktif yaitu pola yang menunjukan kepada satu bentuk tingkah laku yang
lamban dengan maksud supaya selalu dibantu dan mengharapkan perhatian.
4.
Pola pasif
destruktif yaitu pola tingkah laku yang menunjukan kemalasan (sifat pemalas)
dan keras kepala.
Sedangkan masalah kelompok, menurut
Lois V Jhonson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok
dalam pengelolaan kelas, yaitu :
1.
Kelas kurang
kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku,
tingkah laku sosio- ekonomi dan sebagainya.
2.
Kelas mereaksi
negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman kelasnya
yang menyanyi dengan suara sumbang.
3.
Penyimpangan
dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya
sengaja berbicara keras-keras di ruang baca perpustakaan.
4.
Membesarkan hati
anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat
kepada badut kelas.
5.
Kelompok
cenderung mudah dialihkan perhatiannya
dari tugas yang tengah digarap.
6.
Semangat kerja
rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karenama menganggap tugas yang
diberikan kurang adil.
7.
Kelas kurang
menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadwal, atau guru
kelas terpaksa diganti sementara dengan guru lain.
Dari dua macam masalah tersebut
(masalah individu dan masalah kelompok), setiap macam masalah memerlukan
penanganan yang berbeda.Selanjutnya, sasaran penanganan masalah individu adalah
individu yang bersangkutan.Sebaliknya didalam masalah kelompok maka tindakan
korektif harus ditujukan kepada kelompok. Diagnosis yang keliru akan
mengakibatkan terjadinya tindakan korektif yang keliru pula.
2.4 Usaha Pencegahan
Masalah Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisi
yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan
tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang
bersifat korektif.Tindakan yang bersifat
pencegahan (preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik
maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamana
dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang
menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Tindakan bersifat korektif terbagi dua, yaitu tindakan yang
seharusnya segera diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan (kuratif) terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur
terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlutut-lutut.
2.4.1
Usaha
yang Bersifat Pencegahan (freventif)
Tindakan
pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang
menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya
pembelajaran.Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu
indikator keberhasilan manajemen kelas.Konsekuensinya adalah guru dalam
menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan langkah
yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Adapaun
langkah-langkah pencegahan (Maman Rahman : 1998) sebagai berikut :
a. Peningkatan
Kesadaran Diri Sebagai Guru
Langkah
peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan
mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal besar bagi guru dalam
melaksanakan tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak
pada sikap guru yang demokrastis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis
dan berwibawa. Penampakan sifat seperti itu akan menumbuhkan respon dan
tanggapan positif fari peserta didik.
b. Peningkatan
Kesadaran Peserta Didik
Interaksi postif antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran
(kesadaran guru dan peseta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik
akan menimbulkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang pada gilirannya
memmungkinkan peseta didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang
dapat menggangu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan
kesadaran perseta didik, maka kepada mereka perlu melaksanakan hal-hal berikut
: (1) memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik, (2)
memperhatiakan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik, (3)
memciptakan suasa saling pengertian, saling menghormati dan rasa yang
keterbukaan antara guru dan peserta didik.
c. Sikap Polos dan
Tulus dari Guru
Guru hendaknya bersikap polos dan
tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam
segala tindakannya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya.
Sikap dan tingkah laku seperti ini sanagat memperngaruhi lingkungan belajar,
karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang
akan direspon atau diberikan reaksi oleh perserta didik. Kalau stimuli itu
positif makan respon atau reaksinya juga positif. Sebaliknya kalau stimuli itu
negatif makan respon atau reaksi yang
akan muncul adalah negative. Sikap hangat terbuka, mau mendengarkan harapan
atau keluhan para siswa, akrab dengan guru akan membuka kemungkinan terjadinnya
interaksi dan kominikasi wajar antara guru dan peserta didik.
d. Mengenal dan
Menemukan Alternatif Pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan
alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru : (1) melakukan tindakan
identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku perserta didik yang sifatnya
indivual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku perserta didik baik individual
maupun kelompok terebut termasul penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta
didik yang hanya sekedar menarik perhatian guru atau teman-temannya, (2)
mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, guru hendaknya berusaha
menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu
situasi atau menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya, (3) mempelajari
pengalam guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki
alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen kelaas.
e. Mencipatakan
Kontrak Sosial
Penciptaan kontrak sosial pada
dasarnya berkaitan dengan “standar tingkh laku” yang diharapkan seraya memberi
gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan
peserta didik.Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual maupun kelompok
dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah.Standar tingkah laku ini dibentuk
melalui kontrak sosial antara sekolah atau guru dan peserta didik. Norma atau
nilaiyang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan
terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam
rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan
sangsinya yang disetujiui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi
dewasa ini bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas
(sekolah atau guru). Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa
yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensi
terhadap kondisi demikian memungkinkan timbulnya persoalan-persoalan dalam
pengelolaan kelas karena para peserta didik tidak merasa turut membuat serta
memiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.
2.4.2
Usaha
yang Bersifat Penyembuhan (Kuratif)
Kegiatan
yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi
masalah
Pada langkah ini guru mengenal atau
mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam
kelas.Berdasarkan masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan
sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan
penyimpangan tersebut.
b. Menganalisis
masalah
Pada langkah ini guru mengenalisis
penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang, dan sumber-sumber
dari penyimpangan itu. Selanjutnya menentukan alternative-alternatif
penanggulangannya.
c. Menilai
alternative-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan
memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menganggulangi masalah.
d. Mendapatkan
balikan
Pada langkah ini guru melaksanakan
monitoring dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif
pemecahan yang pilih untuk mencapai sasaran
yang sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas baik ini dapat
dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan dengan para peserta didik.Maksud
pertemuan perlu dijelaskan oleh guru, sehingga peserta didik mengetahui serta
menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk
perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah.
2.5 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Untuk memujudkan pengelolaan kelas
yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
2.5.1
Kondisi
Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar
mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang
menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas
proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan
pengajaran. Lingkungan yang dimaksu meliputi :
a. Ruangan tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua
siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling menggangu antara
siswa yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivits belajar.Besarnya
ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan
kegiatan. Jika ruangan tersebut
mempergunakan hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendiidan.
b. Pengaturan
tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk, yang penting adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol
tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses
belajar menghajar.
c. Ventilasi dan
pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru
sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana
belajar yang nyaman.Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan
siswa.
d. Pengaturan
penyimpangan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus
yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagai
kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan
dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum,kartu
pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
menggangu gerak kegiatan siswa. Tentu saja masalah pemeliharaan juaga sangat
penting dan secara periodik harus dicek dan recheck.Hal
lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut.Baik dari pencurian maupun
barang-barang yang mudah meledak atau terbakar.
Hal
lain yang perlu diperhatiakan dalam penciptaan lingkungan fisik tempat belajar
adalah kebersihan dan kerapihan. Selayaknya
guru dan siswa turut aktif dalam menbuat keputusan mengenai tata ruang,
dekorasi dan sebagainya.
2.5.2
Kondisi
Sosio-Emosional
Kondisi sosiop-emosial dalam kelas
akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar
mengajar,kegairahan siswa dan efektifitas tercapainnya tujuan
pengajaran.kondisi sosio-emosional tersebut meliputi :
a. Tipe
kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan
mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Apakah guru melaksankan
kepenmimpinannya secara demokrastis, laisez faire atau psudo demokratis.Kesemua
itu memberikan dampak kepada peserta didik.
b. Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar
peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat denga suatu
keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru
terpaksa membeci, bencilah tingkah lakunya bukan membenci siswanya. Terimalah
siswa dengan hangat sehingga sadar akan
kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak. Ciptakan satu kondisi yang
menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk
memperbaiki kesalahannya.
c. Suara guru
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar, turut
memperngaruhi dalam proses belajar mengajar. Suara yang melengking tinggi atau
senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa
akan mengakibatkan suasana gaduh,bisa jadi membosankan sehingga pelajaran
cenderung tidak diperhatikan. Suara hendaknya relatif rendah tetepi cukup jelas
dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks cenderung akan
mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran,dan tekanan suara hendaknya
bervariasi agar tidak membosannkan siswa.
d. Pembinaan
hubungan baik (raport)
Pembinaan hubungan baik (raport) antara guru dan siswa dalam
masalah pengelolaan kelas adalah hal yang sangat penting.Dengan terciptanya
hubungan baik guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan
semangat, bersikap oprimistik, relaistik dalam kegiatan belajar yang sedang
dilakukannya serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.
2.5.3
Kondisi
Organisasional
Kegiatan rutin yang secara
organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat
mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur
secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka
sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebakan tertanamnya pada diri setiap
siswa kebiasaan yang baik. Di samping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku
secara teratur dan penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu.
Kegiatan rutinitas tersebut antara lain :
1.
Pergantian
pelajaran,
2.
Guru berhalangan
hadir,
3.
Masalah antar
siswa,
4.
Upacara bendera,
5.
Kegiatan lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil
pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan kelas
merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka menyediakan kondisi yang
optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Adapun pengelolaan
kelas yang dapat berjalan efektif, guru dapat memahami keadaan kelas.
Daftar
Pustaka
Dirjen PUOD dan
Dirjen Dikdasmen, (1996), Pengelolaan Kelas, Seri Peningkatan Mutu 2, Jakarta :
Depdagri dan Depdikbud.
---------------------------------,(1996),
Pengelolaan Kelas, Seri Peningkatan Mutu 3, Jakarta : Depdagri dan Depdikbud.
Eggen, Paul D
& Don Kauchak, (1994), Education
Psychology Classroom Connection, New York : McMillan Collage Publishing
Company Inc.
Maman Rahman,
(1998), Managemen Kelas, Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud
M. Entang, T
Raka Joni an Prayitno, (1985), Pengelolaan Kelas, Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.
N. A Ametembun,
(1981), Managemen Kelas : Penuntun Bagi Para Guru dan Calon Guru Jilid I &
II, Bandung : Suri.
Ornsein, Allan
C, (1990), Strategies For Effective
Teaching, New York : Harper and Row Publisher Inc.
Suharsimi
Arikunto, (1993) Managemen Pengajaran
Secara Manusiawi, Jakarta : PT. Aneka Cipta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar