Kamis, 21 Desember 2017

PENGELOLAAN KELAS

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN KELAS
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
 Hj. Nia Hoerniasih, S. Pd., M. Pd.
Disusun oleh kelompok 4 :


1.         Annisa Handayani                                   (16106310400)
2.         Izma Falhatunnisa                                    (16106310400)
3.         Siti Syifa Nuragung Prayiti                      (1610631040038)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AJARAN 2017-2018


KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami curahkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai bahan pengajaran dan dapat menjadi sumber bacaan serta menjadi sumber pengetahuan untuk memperdalam, memahami, dan mengerti arti pengelolaan pendidikan. Terlepas dari tujuan tersebut, makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
Meskipun begitu, dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan membutuhkan arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih kami sampaikan, terutama pada dosen mata kuliah, Ibu Hj. Nia Hoerniasih, S. Pd., M. Pd.


Karawang, 12 Oktober 2017

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................  ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................  iii
BAB I  PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1         Latar Belakang .......................................................................................  1
1.2         Rumusan Masalah ..................................................................................  1
1.3         Tujuan ....................................................................................................  2
1.4         Manfaat ..................................................................................................  3
BAB II  PEMBAHASAN PENGELOLAAN KELAS ..............................  4
2.1.       Konsep Pengelolaan Kelas .....................................................................  4
2.2.       Kegiatan Pengelolaan Kelas ...................................................................  5
2.3.       Masalah–masalah dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Kelas .............  7
2.4.       Usaha Pencegahan Masalah Pengelolaan Kelas .....................................  10
2.5.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas ..........................  15
BAB III PENUTUP ......................................................................................  19
3.1.       Kesimpulan ............................................................................................  19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................  20



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penyelenggara atau penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau usaha yang diarahkan untuk membantu mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun yang bertujuan menggiring dapat dicapai secara optimal apabila suasana yang baik dapat diciptakan dan dipertahankan, akan sangat menguntungkan bagi peserta didik menjadi sebuah bentuk kegiatan.
Pada hakekatnya, tujuan pengelolaan kelas sudah tercantum dalam tujuan pendidikan, secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas dari bermacam-macam kegiatan belajar mengajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual yang terdapat dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dengan baik, terciptanya suasana sosial yang memberikan dorongan untuk bekerjasama, kepuasan dalam belajar, menumbuhkan sikap disiplin, meningkatkan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. (Drs. H. Johar Permana, MA dan Drs. Sururi, M. Pd. 2005).

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Bagaimana cara mengelola kelas sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai ?
1.2.2        Apa saja aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam mengelola kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ?
1.2.3        Apa saja masalah dan bagaimana pemecahan yang terjadi dalam pengelolaan kelas ?
1.2.4        Bagaimana mencegah agar masalah tidak terjadi selama pengelolaan kelas ?
1.2.5        Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi prngelolaan kelas ?

1.3  TUJUAN
1.3.1        Bisa mengetahui cara mengelola kelas dengan baik dan benar sehingga dapat mencapai tujuan yang sudah di.
1.3.2        Mengetahui aspek yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam mengelola kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
1.3.3        Mengetahui masalah dan pemecahan masalah yang terjadi dalam pengelolaan kelas.
1.3.4        Dapat mencegah agar masalah tidak terjadi selama pengelolaan kelas sedang berlangsung.
1.3.5        Dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengelolaan kelas.


1.4  MANFAAT
1.4.1        Memupuk anak didik untuk berani mengeluarkan pendapat tentang suatu masalah secara bebas.
1.4.2        Memupuk rasa kepercayaan diri sendiri.
1.4.3        Memupuk rasa toleransi sesama anak didik.
1.4.4        Memberi kesempatan untuk mengembangkan kebebasan intelektual anak didik.
1.4.5        Memberi kesempatan berpikir kepada anak didik untuk menguji dan mengubah serta memperbaiki pandangan, nilai dan pertimbangan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Konsep Pengelolaan Kelas
Manajemen atau pengelolaan diartikan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan kelas diartikan secara umum sebagai sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan demikian, manjemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Unsur sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga,pengaturan ruang belajar,mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar dan pengturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapat. (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen 1996).
Menurut Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan manajemen kelas adalah :
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, ekonomi, dan intelektual siswa dalam kelas.
4.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.
Konsep dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu, kelompok, sekolah dan factor lingkungan yang mempengaruhi.
Tugas guru seperti  mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta didk adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk saat ini. Sekarang aktivitas guru yang terpenting adalah memanaj, mengorganisir dan mengkordinasikan segala aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran.Mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas.Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manjemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
2.2  Kegiatan Pengelolaan Kelas
Kegiatan-kegiatan yang perlu di laksanakan dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan kelas adalah :
1.      Mengecek kehadiran siswa.
2.      Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan terserbut.
3.       Pendistribusian bahan dan alat.
4.      Mengumpulakan informasi dari siswa.
5.      Mencatat data.
6.      Pemeliharaan arsip.
7.      Menyampaikan materi pelajaran.
8.      Memberikan tugas atau PR.
Sedangkan hal-hal yang perlu di perhatikan para guru, khususnya guru baru dalam pertemuan pertama dengan siswa di kelas. Menurut Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen (1996:13) adalah :
1.      Ketika bertemu dengan siswa, guru harus :
·         Bersikap tenang dan percaya diri.
·         Tidak menunjukan rasa cemas, muka masam atau sikap tidak simpatik.
·         Memberikan salam lalu memperkenalkan diri.
·         Memberikan format isian tentang data pribadi siswa atau guru menyuruh siswa menulis riwayat hidupnya secara singkat.
2.      Guru memberikan tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar.
3.      Mengatur tempat duduk siswa dengan tertib dan teratur.
4.      Menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab.
5.      Bertindak disiplin baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri.

2.3  Masalah-masalah dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah pengelolaan kelas menurut M. Entang dan T Raka Joni (1983:12) di kelompokan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok (mesikipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja) tindakan pengelolaan kelas yang di lakukan guru akan aktif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang di hadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan ingin diterima kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila kebuhan-kebutuhan itu tidak dapat lagi dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah yang dapat diterima masyarakat (kelas), maka individu yang bersangkutan akan berusaha mecapainya dengan cara-cara lain. Dengan perkataan lain individu itu akan berbuat tidak baik. Perbuatan-perbuatan untuk mecapai tujuan dengan cara tidak baik itu oleh Rodolf Drikurs dan Pearl Cassel yang di kutip oleh M. Entang dan T. Raka Joni digolongkan menjadi empat yaitu :
1.      Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting behaviors). Misalnya membadut di kelas atau berbuat lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra.
2.   Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan (power seeking behaviors), misalnya selalu mendebat, kehilangan kendali emosional (marah-marah, menangis) atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di kelas
3.      Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors). Misalnya menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai, memukul,menggigit dan sebagainya.
4.      Peragaan ketidak kemampuan (passive behaviors), yaitu sama seklai menolah untuk memcoba melakukan apapun karena menganggap  bahwa apapun yang dilakukannya akan mengalami kegagalan.
Sebagai penduga Dreikurs dan Pearl Cassel menyarakan penyikapan sebagai berikut : (1) apabila seorang guru merasa terganggu oleh perbuatan siswa, maka kemungkinan siswa tersebut ada pada tahap attention getting(minta perhatian). (2) apabila guru merasa dikalahkan atau terancam oleh perbuatan siswa, kemungkinan siswa tersebut ada pada tahap power seeking(ingin mengejar kekuasaan). (3) jika guru merasa tersinggung atau terluka hati oleh perbuatan siswa, kemungkinan siswa tersebut berada pada tahap revenge seeking(ingin membalas dendam). (4) jika guru merasa benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa lagi dalam menghadapi ulah siswa, maka kemingkinan siswa ingin menunjukan ketidakmampuan.
Dari empat cara atau tindakan yang dilakukan individu tersebut mengakibatkan terbentukanya empat pola tingkah laku yang sering nampak pada anak usia sekolah (Maman Rahman :1998) yaitu :
1.      Pola aktif konstruktif yaitu pola tingkah laku yang ekstrim, ambius untuk menjadi super stardi kelasnya dan mempunyai daya usaha untuk membantu guru dengan penuh vitalitas dan sepenuh hati.
2.      Pola aktif destruktif yaitu pola tingkah laku yang di wujudkan dalam bentuk membuat banyolan, suka marah, kasar dan memberontak.
3.      Pola pasif konstruktif yaitu pola yang menunjukan kepada satu bentuk tingkah laku yang lamban dengan maksud supaya selalu dibantu dan mengharapkan perhatian.
4.      Pola pasif destruktif yaitu pola tingkah laku yang menunjukan kemalasan (sifat pemalas) dan keras kepala.
Sedangkan masalah kelompok, menurut Lois V Jhonson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu :
1.      Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku,  tingkah laku sosio- ekonomi dan sebagainya.
2.      Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman kelasnya yang menyanyi dengan suara sumbang.
3.      Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya sengaja berbicara keras-keras di ruang baca perpustakaan.
4.      Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
5.      Kelompok cenderung  mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
6.      Semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karenama menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
7.      Kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadwal, atau guru kelas terpaksa diganti sementara dengan guru lain.
Dari dua macam masalah tersebut (masalah individu dan masalah kelompok), setiap macam masalah memerlukan penanganan yang berbeda.Selanjutnya, sasaran penanganan masalah individu adalah individu yang bersangkutan.Sebaliknya didalam masalah kelompok maka tindakan korektif harus ditujukan kepada kelompok. Diagnosis yang keliru akan mengakibatkan terjadinya tindakan korektif yang keliru pula.
2.4  Usaha Pencegahan Masalah Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang bersifat korektif.Tindakan yang bersifat pencegahan (preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamana dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Tindakan bersifat korektif terbagi dua, yaitu tindakan yang seharusnya segera diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan (kuratif) terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlutut-lutut.

2.4.1        Usaha yang Bersifat Pencegahan (freventif)
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran.Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas.Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Adapaun langkah-langkah pencegahan (Maman Rahman : 1998) sebagai berikut :
a.      Peningkatan Kesadaran Diri Sebagai Guru
Langkah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal besar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak pada sikap guru yang demokrastis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis dan berwibawa. Penampakan sifat seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif fari peserta didik.
b.      Peningkatan Kesadaran Peserta Didik
Interaksi postif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan peseta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik akan menimbulkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang pada gilirannya memmungkinkan peseta didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat menggangu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran perseta didik, maka kepada mereka perlu melaksanakan hal-hal berikut : (1) memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik, (2) memperhatiakan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik, (3) memciptakan suasa saling pengertian, saling menghormati dan rasa yang keterbukaan antara guru dan peserta didik.
c.       Sikap Polos dan Tulus dari Guru
Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tingkah laku seperti ini sanagat memperngaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi oleh perserta didik. Kalau stimuli itu positif makan respon atau reaksinya juga positif. Sebaliknya kalau stimuli itu negatif  makan respon atau reaksi yang akan muncul adalah negative. Sikap hangat terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa, akrab dengan guru akan membuka kemungkinan terjadinnya interaksi dan kominikasi wajar antara guru dan peserta didik.
d.      Mengenal dan Menemukan Alternatif Pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru : (1) melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku perserta didik yang sifatnya indivual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku perserta didik baik individual maupun kelompok terebut termasul penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar menarik perhatian guru atau teman-temannya, (2) mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, guru hendaknya berusaha menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi atau menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya, (3) mempelajari pengalam guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen kelaas.
e.       Mencipatakan Kontrak Sosial
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkh laku” yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik.Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah.Standar tingkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah atau guru dan peserta didik. Norma atau nilaiyang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan sangsinya yang disetujiui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah atau guru). Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensi terhadap kondisi demikian memungkinkan timbulnya persoalan-persoalan dalam pengelolaan kelas karena para peserta didik tidak merasa turut membuat serta memiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.

2.4.2        Usaha yang Bersifat Penyembuhan (Kuratif)
Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut :
a.      Mengidentifikasi masalah
Pada langkah ini guru mengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas.Berdasarkan masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
b.      Menganalisis masalah
Pada langkah ini guru mengenalisis penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang, dan sumber-sumber dari penyimpangan itu. Selanjutnya menentukan alternative-alternatif penanggulangannya.
c.       Menilai alternative-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap  tepat dalam menganggulangi masalah.
d.      Mendapatkan balikan
Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang pilih untuk mencapai sasaran  yang sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas baik ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan dengan para peserta didik.Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh guru, sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah.

2.5  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Untuk memujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
2.5.1        Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan yang dimaksu meliputi :
a.      Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling menggangu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivits belajar.Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut  mempergunakan hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendiidan.
b.      Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk, yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar menghajar.
c.       Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman.Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d.      Pengaturan penyimpangan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagai kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum,kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu gerak kegiatan siswa. Tentu saja masalah pemeliharaan juaga sangat penting dan secara periodik harus dicek dan recheck.Hal lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut.Baik dari pencurian maupun barang-barang yang mudah meledak atau terbakar.
Hal lain yang perlu diperhatiakan dalam penciptaan lingkungan fisik tempat belajar adalah kebersihan dan kerapihan. Selayaknya guru dan siswa turut aktif dalam menbuat keputusan mengenai tata ruang, dekorasi dan sebagainya.
2.5.2        Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosiop-emosial dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar,kegairahan siswa dan efektifitas tercapainnya tujuan pengajaran.kondisi sosio-emosional tersebut meliputi :


a.      Tipe kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Apakah guru melaksankan kepenmimpinannya secara demokrastis, laisez faire atau psudo demokratis.Kesemua itu memberikan dampak kepada peserta didik.
b.      Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat denga suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membeci, bencilah tingkah lakunya bukan membenci siswanya. Terimalah siswa dengan hangat sehingga sadar akan kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak. Ciptakan satu kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya.
c.       Suara guru
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar, turut memperngaruhi dalam proses belajar mengajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana gaduh,bisa jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara hendaknya relatif rendah tetepi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks cenderung akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran,dan tekanan suara hendaknya bervariasi agar tidak membosannkan siswa.


d.      Pembinaan hubungan baik (raport)
Pembinaan hubungan baik (raport) antara guru dan siswa dalam masalah pengelolaan kelas adalah hal yang sangat penting.Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap oprimistik, relaistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.
2.5.3        Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebakan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Di samping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur dan penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu. Kegiatan rutinitas tersebut antara lain :
1.      Pergantian pelajaran,
2.      Guru berhalangan hadir,
3.      Masalah antar siswa,
4.      Upacara bendera,
5.      Kegiatan lain.



BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka menyediakan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Adapun pengelolaan kelas yang dapat berjalan efektif, guru dapat memahami keadaan kelas.



Daftar Pustaka
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, (1996), Pengelolaan Kelas, Seri Peningkatan Mutu 2, Jakarta : Depdagri dan Depdikbud.
---------------------------------,(1996), Pengelolaan Kelas, Seri Peningkatan Mutu 3, Jakarta : Depdagri dan Depdikbud.
Eggen, Paul D & Don Kauchak, (1994), Education Psychology Classroom Connection, New York : McMillan Collage Publishing Company Inc.
Maman Rahman, (1998), Managemen Kelas, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud
M. Entang, T Raka Joni an Prayitno, (1985), Pengelolaan Kelas, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.
N. A Ametembun, (1981), Managemen Kelas : Penuntun Bagi Para Guru dan Calon Guru Jilid I & II, Bandung : Suri.
Ornsein, Allan C, (1990), Strategies For Effective Teaching, New York : Harper and Row Publisher Inc.
Suharsimi Arikunto, (1993) Managemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta : PT. Aneka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar